Selasa, 11 Mei 2010

Membuat Orang Merasa Tersisihkan

Kadang, entah dalam pergaulan atau kehidupan sehari-hari, tanpa sadar kita membuat orang lain merasa tersisihkan. Seperti kejadian yang baru-baru ini saya alami sendiri.

Terkadang saya memang cukup sibuk walaupun tidak sibuk banget, Pembuatan laporan penelitian yang paling banyak menyita waktu lalu skripsi yang perlu di revisi. Kadang mengurangi jatah waktu tidur.



Saya jauh dari orang tua, hanya tinggal satu atap dengan nenek, dan kedua keluarga yang laen. Sedangkan Ibu sudah duluan menghadap Yang Kuasa. Ayah bekerja di luar propinsi, singkat kata untuk menghubungi bapak, saya biasa menggunakan telepon atau sms.

Pagi hari saya harus mengumpulkan data, untuk pengumpulan data biasanya saya pinjam laborat fakultas karena pagi hari biasanya laboratorium tidak ada kegiatan terjadwal. Lalu siangnya untuk sekedar ngobrol di kantin atau berdiskusi dengan rekan penelitian serta dosen pembimbing. Kadang di perpustakaan untuk membuat tulisan melanjutkan revisi skripsi dan berinternet ria.

Terus terang saja jumlah sms yang masuk dari para orang tua atau sekedar menelpon sudah melampaui batas kuota yang ada, sms berisi "sedang apa?" sudah tidak terhitung. Kerap sekali para orang tua (yah yang namanya orang tua memang kadang terlalu kawatir), menelepon pada saat atau waktu yang salah alamat, Kebanyakan saat sedang berdiskusi dengan dosen pembimbing dan rekan penelitian.

Pada lain kesempatan saya dinasehati oleh pembimbing saya. Saat kita sedang menelepon dan ada orang lain yang menunggu atau sedang berbicara kepada kita, anggukkanlah kepala kita dan tersenyumlah kepadanya.

Kita juga bisa menutup speaker telepon sebentar sambil berkata "sebentar pak/bu/mas/mbak, ya" dengan tersenyum kemudian berbicara seefisien mungkin ditelepon itu.

Namun, bila yang dibicarakan memang penting dan akan memakan waktu lama, katakan pada orang yang sedang berbicara kepada kita tersebut untuk menunggu sebentar. Setelah itu terangkan pada orang yang sedang menunggu bahwa anda sedang dalam pembicaraan penting dan akan menyita waktu yang agak lama, tentu saja dengan diikuti kata permintaan maaf sebelumnya.

Jadi bila tidak keberatan bisa menunggu atau anda yang mendatanginya bila sudah selesei menelepon.

Dengan melakukan hal ini orang tersebut tidak merasa tersisihkan karena anda memberikan penjelasan dan menghargai keadaannya.

Beginilah kira-kira penjelasan yang dijelaskan oleh pak dosen pembimbing saya yang tidak mau disebutkan namanya dengan nada setengah marah, hehe .. pis pak.

Tidak ada komentar: